BREBES - Puluhan truk pengangkut material tanah urug proyek Jalan
Lingkar Utara (Jalingkut) Brebes-Tegal, Selasa siang (27/11), disandera
warga Kelurahan Limbangan Wetan, Kecamatan/Kabupaten Brebes.
Warga yang mengatasnamakan Forum Pemuda Limbangan, itu menyandera
truk-truk material sebagai bentuk protes. Sebab, kendaraan proyek itu
setiap hari melintasi jalan kelurahan, dan menyebabkan jalan rusak.
Selain itu, menimbulkan polusi udara serta menganggu aktivitas warga.
Aksi penyanderaan truk pengangkut material, dilakukan warga mulai
pukul 11.00. Warga menyandera dengan menghentikan paksa truk material
yang melintas dan memerintahkan sopirnya untuk turun. Sementara,
kendaraannya diparkirkan di tepi jalan dan dilarang melanjutkan
perjalanan. Warga awalnya hanya menyandera 7 buah truk. Namun, kelamaan
jumlah truk yang disandera mencapai puluhan.
Warga menuntut rekanan bertanggung jawab terhadap dampak hilir
mudiknya kendaraan material yang melintasi jalan di lingkungannya.
Selain perbaikan jalan, warga juga meminta konpensasi atas terganggunya
aktivitas mereka. Hingga berita ini ditulis, aksi penyanderaan masih
berlangsung. Upaya negosiasi antara warga dan rekanan belum mencapai
titik temu.
“Kami menyandera truk material Jalingkut, karena kehidupan keseharian
kami sudah sangat terganggu. Selain itu, jalan mulai rusak karena
tonase truk melebihi kapasitas kekuatan jalan. Sementara, pihak rekanan
belum ada komitmen dengan warga terkait dampak lingkungan ini,” ungkap
Wanto (35) Koordinator Forum Pemuda Limbangan Brebes.
Dia mengatakan, mobilisasi truk pengangkut material untuk proyek
Jalingkut itu sudah berlangsung lama. Bahkan, kali ini merupakan tahap
kedua.
Baru Mulai
Tahap pertama berlangsung lebih dari seminggu, dan tahap kedua baru
mulai dua hari lalu. “Puluhan truk material setiap hari melintasi,
padahal kelas jalannya tidak sesuai. Selain jalan rusak, hilir mudik
kendaraan material itu juga menimbulkan polusi udara, mengganggu kawasan
peternakan itik. Akibat banyaknya kendaraan itik menjadi stres dan
produksi telur menurun,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, jumlah truk material yang melintas ada
sebanyak 67 unit. Satu unit truk biasanya melintas sebanyak 5 kali
sehari. “Selama aktivitas truk material itu berlangsung pihak rekanan
tidak pernah kula nuwun kepada warga. “Ini yang membuat kami kesal,”
tandasnya.
Wati (43), warga Kelurahan Limbangan Wetan mengaku sangat terganggu
dengan aktivitas truk material itu. Apalagi, jalan di wilayahnya sempit
dan banyak anak-anak. “Di samping itu, truk membawa tanah urug
menimbulkan debu,” keluhnya.
Mandor Truk Material Proyek Jalingkut, Muhammad Subekhi mengatakan,
pihaknya tidak tahu menahu masalah tersebut, karena hanya menjalankan
tugas dari pimpinan. Namun demikian, tuntutan warga akan segera
disampaikan ke pimpinan. “Kami akan saya sampaikan tuntutan warga ini ke
atasan,” terangnya.