Peta Brebes Kini |
Di tengah kisruh saling gugat
hasil Pemilukada Brebes, bagian selatan Brebes pun tak tinggal diam. Enam
kecamatan yang berada di wilayah ini bergerak menyatukan kekuatan demi
memperbaiki nasib. Pemekaran!
Banyak alasan yang membuat ide
memisahkan diri dari Brebes. Mulai dari ekonomi yang stagnan, kesempatan
politik yang sempit hingga rumitnya menembus birokrasi. Puncaknya, Brebes
Selatan yang dikomandoi Kecamatan Bumiayu menagih janji pemenang Pemilukada
Brebes. Pasalnya, para kandidat kompak menyodorkan pemekaran sebagai program.
Kini sudah 65 desa setuju ide
memekarkan diri. Bukan saja sekedar ikrar yang disampaikan, lembaga dan
penyatuan aspirasipun dikuatkan dalam berbagai bentuk. Salah satu yang getol
mengeruk dukungan adalah Forum Sebapa Sato Bumi. Forum ini didirikan dan
dianggotai oleh Kades dan BPD di hampir seluruh wilayah yang ingin memekarkan
diri.
Dukungan yang coba diraih bukan
hanya dari rakyat di tempat yang ingin mekar. Brebes sebagai induk tak lupa diajak
rembuk. Kalangan pesantren pun dilibatkan. Para
kyai siap memasang diri demi memperbaiki ibu pertiwi. Brebes sebagai induk tak
luput dari ajakan urun rembuk. Kebetulan, ide ini juga didukung masyarakat di
pesisir utara yang sudah sedih menyaksikan saudaranya di selatan yang serba
sulit dalam banyak urusan.
Lihat saja masyarakat Brebes
Selatan yang hingga kini masih banyak yang illegal. Pengurusan akte lahir yang
memakan waktu dan biaya membuat banyak anak-anak dan dewasa Brebes Selatan
minim identitas. Kebetulan secara prinsip Brebes juga merestui pemekaran
daerahnya di bagian selatan. Meski tentu saja keputusan ada di tangan Jakarta.
Brebes Selatan sendiri memang
sudah teramat menderita hingga merasa memekarkan diri adalah jalan pintas agar
peradaban di situ tidak mandek. Bayangkan saja, selama ini perekonomian daerah
ini serasa jalan di tempat. Meski telah ada jalan lingkar luar di Bumiayu,
namun kehidupan masyarakat sekitar tetap stagnan. Usut punya usut, buruknya
infrastruktur jadi biang kerok. Persebaran ekonomi yang cuma menumpuk di
Bumiayu juga jadi masalah.
Salem dan Bantarkawung adalah yang paling
menderita. Dua wilayah paling barat ini mesti menempuh berpuluh kilometer hanya
sekedar membelanjakan uang. Lebih parah jika menyangkut tetek-bengek
administrasi kependudukan. Brebes yang jaraknya dua kali lipat membuat urusan
terasa serba gawat. Sekedar mengurus ijazah hilang, akte kelahiran, hingga SIM
memerlukan seharian penuh. Belum lagi biaya yang dibutuhkan. Lebih kacau lagi
jika ketemu calo.
Jika ditanya punya apa hingga
nekad memekarkan diri. Maka jawabannya adalah justru karena Brebes Selatan
“tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa” sehingga wajib memekarkan
diri. Dengan kekuasaan lebih ditangan, kemajuan kian mudah diraih.