Proyek jalan lingkar utara yang menghubungkan Tegal-Brebes terpaksa
terhenti karena kontraktor tidak dibayar dalam dua bulan terakhir.
Menteri
Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto (Djokir) membenarkan hal ini. Menurutnya
masih terdapat beberapa urusan administratif yang belum terselesaikan
termasuk dengan Bank Dunia selaku pemberi pembiayaan atau utang proyek.
"Saya
kemarin ke sana, saya lihat, memang pemborong sekarang agak
terengah-engah. Ada Rp 16 miliar seharusnya terbayar, ternyata belum
terbayar, ya karena masih ada amandemen kontrak, ada pinjaman yang perlu
disetujui Bank Dunia dan sebagainya. Itu yang belum selesai," kata
Djoko saat ditemui di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Selasa
(26/2/2013).
Djoko mengatakan, porsi pembiayaan dari proyek ini
berasal dari 30% dana pemerintah melalui APBN, dan 70% berasal dari
pinjaman Bank Dunia. Menurutnya, porsi pembiayaan yang dibebankan kepada
pemerintah telah selesai.
"Dari pemerintah lancar, porsi kita 30
persen, jadi semisal pembayaran Rp 10 miliar, Rp 3 miliar dari
pemerintah sudah selesai. Yang besar itu dari Bank Dunia," katanya.
Dijelaskan
Djoko, pemerintah sedang mengupayakan agar masalah ini cepat
terselesaikan dan proyek kembali berjalan. Djoko mengaku mengambil
pelajaran dari hal ini.
"Sudah saban hari saya mereka telepon mereka datang. Makanya arahan saya, kalau tidak terpaksa jangan berutang," pungkasnya.
Seperti
diketahui, Selama sepekan terakhir aktivitas pembangunan jalan lingkar
utara (Jalingkut) sepanjang 17 kilometer yang menghubungkan
Tegal-Brebes, Jawa Tengah berhenti total. Proyek jalan yang sebelumnya
penuh dengan kegiatan pembangunan jalan tersebut kini nampak sepi.
Sejumlah
material jalan yang ada di ruas pembangunan jalan tersebut terbengkalai
menyusul ditariknya sejumlah peralatan dan tenaga kerja yang ada di
areal pembangunan jalan jalur lingkar tersebut.
Sejumlah pekerja
mengatakan mereka tak melakukan aktivitas di proyek tersebut karena
kontraktor pengerjaan jalan tersebut tidak di bayar dalam dua bulan
terakhir.