Musibah tanah longsor di Dukuh Luwung Desa Plompong Kecamatan
Sirampog, Brebes, terjadi akibat kesalahan tata kelola lingkungan.
Untuk itu, pemerintah kabupaten ke depan diharapkan lebih concern terhadap lingkungan, salah satunya penghijauan lahan/bukit yang seharusnya berfungsi sebagai tangkapan air.
Penegasan itu disampaikan anggota Komisi VII DPR RI, Dewi Aryani saat
meninjau sekaligus menyerahkan bantuan kepada para korban bencana,
Rabu (13/2).
"Saya melihat ada beberapa kegiatan tata lingkungan yang memang harus
dibenahi. Tapi saya yakin bupati dan wabup memiliki komitmen terhadap
lingkungan karena Ketua Umum PDIP telah mencanangkan tiga hal yang
harus dijaga dan dibenahi yakni energi, air dan lingkungan," kata
politikus PDIP itu.
Dewi yang hadir bersama Wabup Narjo, Ketua DPC PDIP H Indra Kusuma,
anggota DPRD Brebes Nasikun dan tim RCTI Peduli menyerahkan bantuan
beras sebanyak 4 ton, gula 1 ton, minyak goreng 1 ton, 200 tas sekolah
dan santunan untuk delapan korban.
Menurut Dewi, untuk mencegah bencana serupa di kemudian hari maka
rehabilitasi lahan dan lingkungan harus segera dilakukan yakni dengan
penghijauan. Untuk keperluan tersebut, pihaknya mengaku telah menyiapkan
sebanyak 30.000 bibit pohon.
Bagaimana dengan aktivitas cocok tanam jagung di lokasi longsor? Dewi
menegaskan, hal tersebut menjadi tantangan bagi pemkab untuk mengubah
kebiasaan masyarakat menanam jagung pada lahan atau lokasi yang
membahayakan seperti titik longsor.
Menurutnya, salah satu yang bisa dilakukan oleh pemkab adalah
merelokasi lahan jagung ke lokasi yang aman. "Kita tidak bisa langsung
melarang aktivitas cocok tanam jagung di bukit itu karena menyangkut
penghidupan warga. Secara perlahan mereka harus diberi pemahaman,"
katanya.
Wakil bupati Narjo menyatakan, pemerintah kabupaten siap melakukan
rehabilitasi lingkungan di kawasan hulu. Berkaitan dengan aktivitas
cocok tanam dan perlunya relokasi lahan jagung, wabup menegaskan hal
tersebut akan dikoordinasi dan dibahas bersama satuan dinas terkait
lainnya.
Sementara ketua RT 07 RW 07 Dukuh Luwung Plompong, Waryo menyatakan,
pihaknya belum dapat dapat memastikan apakah nantinya masyarakat akan
menghentikan cocok tanam jagung di bukit perhutani atau tidak. "Tapi
yang jelas saat ini kawasan longsor tertutup untuk aktivitas. Warga juga
tidak ada yang menggarap lahan karena masih sering hujan dan kondisi
di atas masih labil," katanya.