PanturaNews (Brebes) - Angka kematian ibu hamil dan
saat persalinan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih cukup tinggi.
Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 51 orang ibu atau meningkat dari tahun
sebelumnya yang jumlahnya 34 orang. Demikian dungkapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes, dr. H. Sri Gunadi Parwoko,
M.Kes, usai mengikuti apel pagi bersama Bupati Brebes, Idza Priyanti, di
Kecamatan Bumiayu, Kamis 14 Februari 2013.
"Angka kematian ibu hamil saat persalinan masih tinggi atau sebanyak
51 orang untuk tahun 2012 tahun sebelumnya 34 orang," ujarnya
Menurutnya, angka sebesar itu tertinggi di Jawa Tengah karena jumlah
penduduk di Brebes juga termasuk yang tertinggi. Pihaknya kini berupaya
untuk dapat menurunkan angka kematian ibu hamil itu serendah mungkin
pada tahun 2013 ini.
"Sedang kita upayakan untuk menurunkan angka itu serendah mungkin," kata Gunadi.
Dikatakan, beberapa langkah dilakukan baik program maupun upaya
pelayanan kesehatan sampai ke tingkat paling rendah. Pelayanan kesehatan
di Puskesmas terus ditingkatkan juga melalui bidan desa, serta
kader-kader kesehatan yang ada di setiap desa.
"Upaya terus kami lakukan termasuk dengan pelayanan kesehatan dan persalinan secara gratis," ucap Gunadi.
Dia mengungkapkan, kebanyakan kematian ibu hamil saat persalinan
terjadi di Rumah Sakit (RS) dan kurang dari 24 jam. Hal itu terjadi
kemungkinan adanya beberapa kendala saat dirujuk, mungkin ibu hamil itu
enggan dirujuk atau juga karena faktor lainnya.
"Bisa jadi ada kendala dalam sistem rujuknya atau juga karena tidak mau dirujuk, ini yang akan kita benahi," tutur Gunadi.
Ditambahkan, dalam upaya menurunkan tingkat kematian ibu hamil saat
persalinan Dinkes Brebes juga akan menggandeng Unicef dan Ausaid, dua
lembaga PBB yang menangani masalah anak dan kesehatan. "Kita akan coba
untuk bisa mendapat bantuan dan dukungan dari Unicef dan Ausaid," tandas
Gunadi.
Sementara itu diperoleh informasi, di Jawa Tengah angka kematian ibu
hamil dan saat persalinan paling banyak di Brebes (51 orang), disusul
Kabupaten Tegal (39 orang), Pemalang (35 orang), serta Cilacap dan
Grobogan masing-masing (34 orang).
Sedang untuk Kota Solo (enam orang), Boyolali (15 orang),
Karanganyar (17 orang), Klaten dan Sragen masing-masing 19 orang,
Wonogiri (13 orang) Sukoharjo (9 orang).