PanturaNews (Brebes) - Upaya pencarian terhadap lima
korban longsor lereng bukit yang masih tertimbun di Dukuh Luwung, Desa
Plompong, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dihentikan
sementara. Hal itu karena pertimbangan cuaca yang mendung dan turun
hujan.
"Pertimbangan keamanan sementara kami hentikan sambil menunggu cuaca
bagus," kata Komandan Kodim 0713 Brebes, Letkol Inf Abu Hanifah Nur,
Kamis 07 Februari 2013 di lokasi bencana.
Upaya pencarian dilakukan sejak pukul 08.00 WIB oleh tim gabungan
sebanyak 304 personil dari TNI, Polri, Tim SAR, Linmas dan juga warga.
Pencarian lima korban dilakukan secara manual dengan menyingkirkan
timbunan tanah longsoran yang jumlahnya ribuan kubik.
"Pencarian dihentikan sementara pada pukul 13.00 setelah sempat dilakukan penggalian selama lima jam," ujar Abu Hanifah.
Pencarian akan kembali dilakukan sambil menunggu cuaca bagus atau
Jumat 08 Februari 2013 besok. Kendalanya sering turun kabut yang membuat
pandangan terbatas sehingga dikawatirkan bila ada tenda-tanda longsor
susulan tidak terlihat.
Seperti diketahui Delapan orang menjadi korban bencana tanah longsor
yang terjadi di Dukuh Luwung, Desa Plompong, Kecamatan Sirampog,
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Rabu 06 Februari 2013 sekira pukul 09.00
WIB. Lima orang masih tertimbun, satu orang ditemukan sudah tidak
bernyawa dan dua orang luka-luka.
Korban yang tertimbun longsor merupakan petani yang sedang memanen
jagung di ladang yang terletak di bawah lereng bukit kawasan hutan pinus
milik Perhutani. Timbunan longsor mencapai setebal 4 - 5 meter.
Korban yang belum dtemukan adalah, Radun (50), Sukyad alias Sutar
(50), Kasrap (60), Sumi (65), Taryo (55) kelimanya merupakan warga Dukuh
Luwung RT 06 RW 07 Desa Plompong, Kecamatan Sirampog. Korban tewas yang
telah ditemukan adalah Supimah (40), warga Dukuh Luwung RT 07 RW 07
Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan. Sedang korban selamat dan mengalami
luka-luka adalah Sukim (40) bersama anaknya Hamdan yang masih berumur
empat tahun, warga Dukuh Luwung RT 07 RW 07 Desa Cilibur, Kecamatan
Paguyangan.
Lereng bukit yang longsor merupakan kawasan hutan pinus Perhutani
Petak 33E RPH Sirampog. Ketinggian tebing yang longsor kurang lebih 150
meter dengan kemiringan 50 derajat. Pada lereng bukit terdapat terdapat
pohon pinus tanaman tahun 2007, selain itu dikawasan tersebut juga
menjadi lahan tanaman jagung garapan warga.
Waka Adm Perum Perhutani KPH Pekalongan Bara, Mugni yang meninjau ke
lokasi mengatakan, longsor itu sendiri diperkirakan akibat curah hujan
yang intensitasnya cukup tinggi sehingga mengakibatkan tanah yang
kondisinya lembek itu melorot dari ketinggian. Kondisi tegakan berupa
tanaman pinus sebelum longsor cukup bagus. "Curah hujan tinggi dan
kondisi tanahnya lembek sehingga menyebabakan longsor," katanya.
Dikatakan, luasan longsor diperkirakan lebar 30 meter dan panjang 75
meter mulai dari bagian tengah lereng sampai hampir puncak bukit. Pada
bagian lereng terdapat resapan air dan parit kecil, saat curah hujan
tinggi bagian tersebut tidak mampu menampung air sehingga terjadi
longsor.
"Bagian atas ada resapan air dan itu mungkin tidak mampu menampung air akibat curah hujan yang tinggi," tandas Mugni.