BREBES - Ratusan rumah warga di Kelurahan Limbangan Wetan dan Limbangan
Kulon, Kecamatan/Kabupaten Brebes, terendam banjir, Rabu (2/1).
Selain guyuran hujan deras, banjir terjadi karena dipicu alur Sungai
Sigeleng yang membelah kedua wilayah itu, tersumbat bangunan proyek
jalan lingkar utara (Jalingkut) Brebes-Tegal. Akibatnya, aliran air
sungai tidak lancar dan meluap mengenangi permukiman penduduk.
Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam puluhan hektare tanaman
bawang di kedua kelurahan tersebut. Keadaan itu menyebabkan para petani
mengalami kerugian besar, karena tanamannya membusuk. Hingga kemarin
siang, banjir masih mengenangi pemukiman penduduk. Jalan-jalan
perkampungan juga masih terendam. Namun, ketinggian airnya mulai surut
dan tidak lagi masuk ke rumah warga.
Sementara, para petani juga terlihat sibuk menyedot air yang mengenangi
tanamannya dengan pompa. Itu dilakukan untuk mengantisipasi kerugian
yang lebih besar. Mengingat, tanaman bawang sangat rentan dengan
rendaman air. Jika dibiarkan, petani bisa gagal panen karena tanaman
bawang membusuk.
Taripin (39), warga Kelurahan Limbangan Kulon menuturkan, air Sungai
Sigeleng mulai mengenangi pemukiman sekitar pukul 19.00. Itu terjadi
karena Sungai Sigeleng meluap, dan di bagian hilir sungai alurnya
tersumbat bangunan gorong-gorong untuk proyek jalingkut. Hal itu membuat
aliran air tidak lancar dan mengenangi rumah warga. Alur sungai itu
ditutup gorong-gorong untuk digunakan sebagai jembatan sementara bagi
lalu lalang truk pengangkut material proyek Jalingkut. “Di rumah saya,
air masuk hingga setinggi betis orang dewasa. Ini terjadi akibat
gorong-gorong proyek Jalingkut menutup aliran sungai,” ujarnya.
Menurut dia, di kelurahannya ada sekitar 50 rumah warga yang kebanjiran.
Namun, hanya sebagian kecil yang airnya sampai masuk rumah. Meski
demikian, keadaan itu membuat aktivitas warga terganggu.
“Daerah kami memang kerap kebanjiran, tetapi tidak separah sekarang. Ini
terjadi akibat bangunan proyek Jalingkut untuk akses kendaraan
pengangkut material menutupi alur sungai. Kami minta dibongkar,”
tandasnya.