PanturaNews (Brebes) - Beradasarkan hasil pemeriksaan Balai Besar Veteriner (BBV) Yogyakarta yang berjumlah empat orang, menyebutkan bahwa sejumlah daerah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ditemukan 11.000 ekor itik mati mendadak. Demikian diungkapkan Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Brebes, drh Jhonny Murahman, Senin 10 Desember 2012.
"Belasan ribu ekor itik yang mati mendadak tersebut, diduga akibat terserang virus flu burung," ujar Jhoni. Menurutnya, belasan ribu ekor itik yang mati mendadak tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Brebes, Bulakamba, Wanasari, Tonjong, Bumiayu dan Paguyangan.
"Saat kondisi seperti sekarang ini, flu burung memang sangat rawan terjadi, terutama di daerah endemis," terangnya.
Jhonny menerangkan, untuk mengetahui tingkat penyebaran virus flu burung, pihak BBV Yogyakarta melakukan bedah bangkai dan uji laboratorium, untuk mengetahui kepastian penyebab kematian hewan unggas yang mati mendadak. Selain sempel darah itik, sempel kotoran dan lendir itik juga tak luput dari pemeriksaan.
"Dari hasil uji lab ini, nantinya pihak BBV Yogyakarta akan menyampaikan ke Dinas Peternakan, kemudian disampaikan ke masyarakat untuk mengambil langkah antisipasi," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, diduga akibat terkena virus flu burung, ratusan bebek di Desa Limbangan Wetan dan Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ditemukan mati mendadak di kandang, Kamis 06 Desember 2012. Pasalnya, mulut hewan ini mengeluarkan busa, dan sebelum mati bebek menggelepar seperti kejang-kejang.
Dul Hadi, salah seorang peternak bebek Desa Limbangan Kulon, mengatakan kematian bebek itu baru diketahui saat hendak memeriksa kandang. Ratusan binatang piarannya itu menggelepar seperti kejang-kejang di tanah, dan dari mulut ternaknya tersebut mengeluarkan cairan busa. Setelah mengetahui bebeknya banyak yang mati, dirinya minta tolong ke peternak lain untuk memeriksa dan membantu memusnahkan bebek yang sudah mati. “ Ada sekitar 300 bebek milik saya mendadak mati," ujarnya saat ditemui di lokasi.
"Belasan ribu ekor itik yang mati mendadak tersebut, diduga akibat terserang virus flu burung," ujar Jhoni. Menurutnya, belasan ribu ekor itik yang mati mendadak tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Brebes, Bulakamba, Wanasari, Tonjong, Bumiayu dan Paguyangan.
"Saat kondisi seperti sekarang ini, flu burung memang sangat rawan terjadi, terutama di daerah endemis," terangnya.
Jhonny menerangkan, untuk mengetahui tingkat penyebaran virus flu burung, pihak BBV Yogyakarta melakukan bedah bangkai dan uji laboratorium, untuk mengetahui kepastian penyebab kematian hewan unggas yang mati mendadak. Selain sempel darah itik, sempel kotoran dan lendir itik juga tak luput dari pemeriksaan.
"Dari hasil uji lab ini, nantinya pihak BBV Yogyakarta akan menyampaikan ke Dinas Peternakan, kemudian disampaikan ke masyarakat untuk mengambil langkah antisipasi," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, diduga akibat terkena virus flu burung, ratusan bebek di Desa Limbangan Wetan dan Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ditemukan mati mendadak di kandang, Kamis 06 Desember 2012. Pasalnya, mulut hewan ini mengeluarkan busa, dan sebelum mati bebek menggelepar seperti kejang-kejang.
Dul Hadi, salah seorang peternak bebek Desa Limbangan Kulon, mengatakan kematian bebek itu baru diketahui saat hendak memeriksa kandang. Ratusan binatang piarannya itu menggelepar seperti kejang-kejang di tanah, dan dari mulut ternaknya tersebut mengeluarkan cairan busa. Setelah mengetahui bebeknya banyak yang mati, dirinya minta tolong ke peternak lain untuk memeriksa dan membantu memusnahkan bebek yang sudah mati. “ Ada sekitar 300 bebek milik saya mendadak mati," ujarnya saat ditemui di lokasi.