Ilustrasi (detik.com) |
Kepala Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya
(Pemsosbud) Bappeda Kabupaten Brebes Drs Khaerul Abidin MM Rabu (5/12)
mengatakan, tingginya angka stunting itu memang menjadi permasalahan
sendiri terhadap tingkat pertumbuhan manusia kedepan. Menurutnya, anak
atau bayi yang mengalami stunting bisa menyebabkan produktifitas otak
lemah. Sehingga saat dewasa atau 20 tahun kemudian, mereka tidak akan
bisa menjadi manusia yang produktif.
Sedangkan
secara medis, lanjut dia, anak dan bayi yang mengalami stunting juga
berpotensi mengalami penyakit diabetes, jantung, stroke dan penyakit
lainnya. Menurutnya, saat ini Bappeda telah melakukan pengambilan
gambar terhadap penderita stunting baik di puskesmas-puskesmas maupun
di lingkungan tepat tinggalnya dan penggalian data. Hasilnya, saat ini
telah disampaikan ke Komisi IV DPRD Kabupaten Brebes.
"Dewan dan Unicef telah merespon positif dan mereka siap untuk mendukung advokasi stunting," ujarnya.
Melalui
advokasi itu, lanjutnya diharapkan penanganan stunting bisa dimasukan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengan (RPJM) Kabupaten Brebes.
Sebagai langkah awal, pada tahun 2013 nanti akan diadakan program
pemberian mikronutrion di seluruh Kabupaten Brebes bagi anak di bawah
usia 2 tahun.
Aksi mengurangi tingkat stunting
juga akan terus dilakukan hingga tahun 2016 bekerja sama dengan SKPD
terkait serta PKH dalam menjalankan tiga strategi pokok, yaitu
koordinasi, pelatihan (capasity building) dan sosialisasi perubahan
perilaku pada masyarakat. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2014
mendatang angka stunting bisa turun 5 persen dari jumlah penderita
sesuai target per tahun.
Sumber: RadsarTegal