BUMIAYU- Bukit di kawasan hutan petak 35i RPH Sirampog BKPH Paguyangan
longsor menimbun empat rumah warga Dukuh Legok, Desa Sridadi, Kecamatan
Sirampog, Brebes, Selasa (29/1) sekitar pukul 04.00.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun sebanyak
17 jiwa terpaksa mengungsi. Material tanah yang menimbun hingga bagian
atap juga meludeskan harta benda mereka. Sampai pukul 12.00, aparat TNI
bersama warga masih melakukan upaya evakuasi barang milik warga yang
masih bisa diselamatkan.
Empat bangunan rumah yang tertimbun longsor itu yakni milik Slamet (42),
Paing (45), Kasor (44) dan Slamet (48). Mereka yang kini mengungsi di
rumah kerabat itu terlihat syok. Sebab, terlambat sedikit saja nyawa
mereka menjadi taruhannya.
Kepala Desa Sridadi Wastomo menuturkan, sebelum longsor hujan deras
melanda kawasan itu pada Senin (28/1) siang hingga sore. ’’Menjelang
Subuh, sekitar pukul 04.00, warga mendengar suara gemuruh dan langsung
berlarian keluar rumah,” kata kades.
Menurut Kades, material longsor berasal dari bukit di kawasan hutan
Perhutani, berjarak lebih kurang 150 meter dari permukiman. Di lokasi
tersebut terdapat mata air Sanggayuga. Diduga bukit tersebut tidak kuat
menahan air hujan.
“Bukit longsor masuk saluran dan menerjang rumah warga,” kata dia.
Longsor Susulan
Kades mengungkapkan, longsor susulan kini menghantui warga lainnya.
Sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi kini mengungsi ke rumah
kerabat. Itu dilakukan karena hujan masih terus mengguyur.
“Ibu-ibu di sekitar lokasi khawatir dan mengungsi,” terang kades.
Mandor Perhutani Abdul Basit kepada wartawan membenarkan titik longsor
masuk kawasan hutan, petak 35i BKPH Paguyangan. Peristiwa itu telah
dilaporkan ke pimpinan. Sementara Camat Sirampog Munaedi menyatakan
seluruh korban telah diungsikan ke rumah kerabat yang lebih aman. Saat
ini, pihaknya tengah mengajukan bantuan logistik untuk meringankan beban
para korban.
Sementara itu, tebing Sungai Erang di Kota Kecamatan Bumiayu ambrol
dihantam banjir. Peristiwa sekitar pukul 15.00 ini membuat panik
sejumlah warga dan pemilik toko. Mereka khawatir peristiwa pada 2011
kembali terulang.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, beberapa di antaranya
seperti Toko Mulya Elektronik langsung mengevakuasi seluruh isi toko.