Omzet pendapatan pelaku usaha di sepanjang jalur
kemacetan pantura Brebes mulai mengalami penurunan. Itu setelah beberapa
bulan ini tempat usaha mereka terhalang kemacetan lalu lintas akibat
perbaikan jalan. Jika keadaan ini berlatur-larut mereka terancam gulung
tikar.
"Gara-gara kemacetan jelas berpengaruh pada usaha
saya. Penurunannya cukup tajam. Saya kira semua yang dagang di
sepanjang jalan ini juga nasibnya sama," kata Purwanto (47), pemilik
rumah makan Saung Daun Bawang di Jalan A Yani Brebes, Jumat (16/11).
Dia
mengaku, semenjak terjadinya kemacetan rutin pendapatan usahanya turun
hingga hingga 70 persen. Sebelum ada kemacetan, dirinya bisa meraup
laba hingga Rp 2 juta perhari. Namun kini paling banter hanya mendapat
keuntungan Rp 500 ribu perhari. "Yang jelas pelanggan juga sudah jarang
yang mampir karena jalannya macet dan sempit. Untuk keluar saja
mungkin sudah malas apalagi mampir makan," tutur dia.
Dikatakan,
hasil yang didapat dari usahanya saat ini belum mampu menutup biaya
produksi. Jika keadaan tidak membaik, Purwanto mengaku akan memilih
menutup tempat usahanya bulan depan dan buka kembali menunggu kondisi
sudah normal kembali.
Purwanto hanyalah salah
satu pelaku usaha. Di sepanjang jalur yang kerap dilanda kemacetan
terdapat ribuan lagi pelaku usaha dengan beragam skala usaha. Mereka
berejejer di Jalan P Diponegoro, Jalan Ahmad Yani, Jl Gajah Mada dan
sebagian berada di Jalan Jenderal Sudirman. Ruas-ruas tersebut
merupakan jalur yang kerap di landa kemacetan imbas perbaikan di Jalan A
Yani dahn Gajah Mada serta Jembatan Pemali. Mereka kini juga terancam
gulung tikar akibat pendapatan anjlok.
Purwanto
sendiri mengaku menyayangkan perbaikan jalan yang tidak
mempertimbangkan efek kepada masyarakat luas tersebut. Apalagi, sesuai
informasi yang didapat Surat Perintah Kerja (SPK) proyek perbaikan Jalan
A Yani sudah turun sejak Maret lalu, namun pekerjaan mulai
dilaksanakan setelah Lebaran atau bulan September. "Ini bukti
perencanaan perbaikan yang kurang matang," tandasnya.
Sumber: radartegal.com