Wednesday, February 13, 2013

0 Jauhilah Kawasan Longsor


BUMIAYU- Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas di kawasan longsor, ladang Jagung Dukuh Luwung Desa Plompong Kecamatan Sirampog, Brebes. Sebab potensi longsor susulan masih besar seiring hujan yang masih terus mengguyur. 

“Kami meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun. Hujan bisa memicu longsor susulan mengingat kondisi bukit masih labil,” kata Camat Sirampog Munaedi SH, kemarin. 

Sebelumnya larangan beraktivitas dalam hal ini bercocok tanam disampaikan oleh Gubernur Bibit Waluyo saat berkunjung ke lokasi. Setelahnya, seruan senada di sampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes Rais Khana Menurut Camat, larangan akan dipertegas dengan pemasangan garis polisi. 

“Kami juga akan memasang papan peringatan pada beberapa akses menuju lokasi,” terang Camat. 

Seperti diketahui, Bukit Pancarasa di petak 33E RPH Sirampog, Rabu (6/2), longsor menerjang ladang jagung. Material longsor berupa tanah, batu dan tegakkan pinus menimbun delapan warga yang sedang beraktivitas memanen jagung. Dua selamat, tiga tewas, dan tiga lainnya belum ditemukan. Pada Senin (11/2) upaya evakuasi dihentikan karena pihak keluarga mengikhlaskan korban yang belum ditemukan. Mereka adalah Radun (50), Taryo (50) dan Kastrap (60). 

Komitmen Bersama

Camat menambahkan, sejak kemarin tim evakuasi yang terdiri atas SAR, TNI, Polri telah ditarik dari lokasi.
 
‘’Warga tetap beraktivitas seperti biasa dan setiap malam digelar tahlilan untuk mendoakan para korban,’’ katanya.

Pegiat LSM Solahudin Asro berpendapat larangan tak cukup diserukan oleh pemerintah. Menurut dia, pihak Perhutani juga harus dilibatkan karena sejumlah masyarakat bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan perhutani. Menurutnya, tanaman jagung atau sayuran lainnya akan merusak struktur tanah menjadi mudah longsor. 

“Artinya harus ada komitmen bersama dari para pemangku kebijakan,” katanya.

Salah seorang warga Akso menuturkan, jagung merupakan salah satu sumber penghasilan masyarakat. Ada yang menanam di ladang, tidak sedikit pula yang memanfaatkan lahan Perhutani. 

“Sudah lama warga menanam jagung di bukit yang longsor itu. Belakangan ada ketentuan yang mengharuskan warga untuk membayar sewa atau kontrak lahan,’’ katanya.

Monday, February 11, 2013

0 Pajak Brebes Nunggak


Tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng) selama tahun 2012 mencapai Rp 4,98 miliar lebih dari target yang direalisasikan sebesar Rp 78,80 miliar. Padahal Kabupaten Brebes pada tahun 2010 tercatat sebagai salah satu Kabupaten di Jateng yang berhasil memberikan kontribusi lebih dari 100 % dari target pendapatan PBB.

Prestasi tersebut tentu saja sangat membanggakan terutama bila dilihat dengan masih banyaknya daerah lain di Jateng yang belum optimal (belum mencapai 100%) dalam perolehan target penerimaan PBB.

Kepala Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan (DPPK) Pemkab Brebes, Akhmad Sodikin mengatakan, adanya tunggakan tersebut mungkin karena masih banyaknya masyarakat yang belum sadar akan pajak sehingga mengakibatkan realisasi ketetapan PBB di Kabupaten Brebes belum terpenuhi.

"Atau mungkin juga karena sudah ditariki oleh masing-masing perangkat desa, namun belum disetorkan karena masih ada sejumlah warga yang belum membayar kewajiban PBB," ujar Akhmad Sodikin saat dikonfirmasi PanturaNews.Com, di kantornya, Kamis 07 Februari 2013.

Disisi lain, kata Akhmad Sodikin, karena tidak adanya pemberian hadiah lagi kepada desa yang lunas tercepat dalam penarikan PBB. Hal itu dikarenakan adanya temuan dari BPK RI perwakilan Jateng yang menyatakan terdapat dobel intensif dalam penarikan PBB yang diberikan kepada perangkat desa.

"Padahal di daera lain masih ada pemberian hadiah kepada pihak desa yang bisa melunasi PBB tercepat. Tapi, untuk di Kabupaten Brebes sendiri tidak perbolehkan oleh BPK.

Meski begitu, pihanya akan mencoba berkoordinasi dengan BPK yang tujuannya adalah untuk penyemangat para perangkat desa yang menariki PBB terhadap warga. Berdasarkan data yang ada, baru dua kecamatan yang semua desanya sudah melunasi PBB, yakni Kecamatan Kersana dan Banjarharjo. Sementara untuk wilayah di Kecamatan Brebes  yang terdiri dari 18 desa dan 5 kelurahan semuanya belum melunasi PBB.

Kemudian Kecamatan Salem hanya satu desa yang belum melunasi. Sedngkan untuk Kecamatan Tonjong baru dua desa, Kecamatan Jatibarang lima desa, Kecamatan Songgom tiga desa, Kecamatan Bulakamba, sembilan desa, Kecamatan Bumiayu, delapan desa, Kecamatan Tanjung sembilan desa, Kecamatan Paguyangan, delapan desa,  Kecamatan Ketanggungan delapan belas desa,  Kecamatan Losari, dua puluh desa, Kecamatan Sirampog dan Larangan sepuluh desa yang belum melunasi PBB.

Menurutnya, berdasarkan ketentuan yang ada, apabila terdapat salah satu desa terlambat melunasi PBB, maka akan dikenakan denda sebanyak 2 persen dari pagu PBB yang ditarik.

Dia menambahkan, di tahun 2013 ini, guna mengantisipasi adanya penyelewengan dana PBB oleh pihak desa, pihaknya telah bekerjasama dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) dan Inspektorat kabupaten Brebes.

0 Lagi, Satu Korban Longsor Lereng Bukit Ditemukan


Pada hari kelima pencarian, Tim SAR gabungan kembali menemukan satu jenazah korban yang tertimbun longsor lereng bukit di Dukuh Luwung, Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin 11 Februari 2013 sekitar pukul 10.00 WIB.

Korban yang diidentifikasi bernama Sungi (65) itu, ditemukan setelah tim evakuasi menggunakan alat berat untuk mengeruk timbunan tanah longsor. Dengan begitu, kini masih ada tiga korban lagi yang belum ditemukan.

"Satu korban lagi dapat ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dibawah timbunan tanah sebelah barat rumpun bambu," kata Camat Sirampog, Munaedi SH.

Menurutnya, jenazah Sungi ditemukan dibawah timbunan longsor setebal satu meter lebih. Sebelumnya di lokasi tersebut juga sempat digali secara manual dengan cangkul tapi tidak berhasil. "Setelah digali dengan alat berat ternyata ada jenazah," ujar Munaedi.

Dikatakan, dengan ditemukannya jenazah Sungi tersebut, kini masih ada tiga korban lagi yang belum ditemukan. Yakni, Radun (50), Sukyad alias Sutar (50) serta Kasrap (60) dan saat ini TIM SAR gabungan masih terus berupaya mencari tiga korban yang tertimbun di lokasi longsor.

"Upaya pencarian korban terus dilakukan diharapkan bsia secepatnya ditemukan," tutur Munaedi.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, jenazah Sungi segera di mandikan untuk dimakamkan di pemakaman setempat. Ratusan warga juga bersiap untuk menyolatkan jenazah korban.

Seperti diketahui, delapan orang menjadi korban bencana tanah longsor yang terjadi di Dukuh Luwung, Desa Plompong, Rabu 06 Februari 2013 sekira pukul 09.00 WIB. Lima orang tertimbun, satu orang ditemukan sudah tidak bernyawa dan dua orang luka-luka. Korban yang tertimbun longsor merupakan petani yang sedang memanen jagung di ladang yang terletak di bawah lereng bukit kawasan hutan pinus milik Perhutani. Timbunan longsor mencapai setebal 4 - 5 meter.

Korban yang tertimbun adalah, Radun (50), Sukyad alias Sutar (50), Kasrap (60), Sungi (65) dan Taryo (55). Taryo ditemukan pada Sabtu 09 Februari 2013 sekira pukul 08.45 WIB dan Sungi (65) ditemukan Senin 11 Februari 2013 sekira pukul 10.00 WIB. Korban tewas lain yang telah ditemukan adalah Supimah (40), sedang korban selamat dan mengalami luka-luka adalah Sukim (40) bersama anaknya Hamdan yang masih berumur empat tahun.

Friday, February 8, 2013

2 Anjing & Paranormal Terlibat Pencarian Korban Longsor


PanturaNews (Brebes) - Anjing pelacak dan paranormal ikut terlibat dalam upaya menemukan korban longsor di Dukuh Luwung, Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Meski begitu upaya pencarian korban pada Kamis 07 Februari 2013 belum berhasil, karena cuaca mendung disertai gerimis dan pencarian sementara ditunda.

Kordinator Tim SAR Brebes, Ade Dhanie, mengatakan selain menggunakan anjing pelacak, paranormal juga ikut terlibat dalam upaya pencarian korban yang tertimbun. "Kita berupaya semaksimal mungkin untuk bisa secepatnya temukan korban yang tertimbun," katanya.

Anjing pelacak didatangkan dari Unit Satwa Polresta Tegal, sesampai di lokasi dua ekor itu langsung dibawa ke timbunan tanah longsoran yang langsung mengendus-endus. Sementara paranormal nampak konsentrasi saat melakukan pemindaian lokasi keberadaan para korban.

Paranormal yang diketahui bernama Bari Mubarok yang juga tokoh adat itu nampak menunjuk-nunjuk ke beberapa lokasi, dan memintai anggota Linmas untuk menancapkan kayu sebagai tanda. "Menurut hasil penerawangan saya, korban ada di sekitar tanda itu dan mereka sudah meninggal semua," katanya.

Sementara pencarian yang sempat dilakukan selama lima jam terpaksa dihentikan sementara karena cuaca berkabut dan hujan turun. Pencarian akan dilanjutkan Jumat 08 Februari 2013 besok. "Kita akan terus upayakan pencarian sampai ketemu atau tujuh hari," kata Ade.

Seperti diketahui delapan orang menjadi korban bencana tanah longsor yang terjadi di Dukuh Luwung, Desa Plompong, Rabu 06 Februari 2013 sekira pukul 09.00 WIB. Lima orang masih tertimbun, satu orang ditemukan sudah tidak bernyawa dan dua orang luka-luka. Korban yang tertimbun longsor merupakan petani yang sedang memanen jagung di ladang yang terletak di bawah lereng bukit kawasan hutan pinus milik Perhutani. Timbunan longsor mencapai setebal 4 - 5 meter.

Korban yang belum dtemukan adalah, Radun (50), Sukyad alias Sutar (50), Kasrap (60), Sumi (65), Taryo (55) kelimanya merupakan warga Dukuh Luwung RT 06 RW 07 Desa Plompong, Kecamatan Sirampog. Korban tewas yang telah ditemukan adalah Supimah (40), warga Dukuh Luwung RT 07 RW 07 Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan. Sedang korban selamat dan mengalami luka-luka adalah Sukim (40) bersama anaknya Hamdan yang masih berumur empat tahun, warga Dukuh Luwung RT 07 RW 07 Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan.

Lereng bukit yang longsor merupakan kawasan hutan pinus Perhutani Petak 33E RPH Sirampog. Ketinggian tebing yang longsor kurang lebih 150 meter dengan kemiringan 50 derajat. Pada lereng bukit terdapat terdapat pohon pinus tanaman tahun 2007, selain itu dikawasan tersebut juga menjadi lahan tanaman jagung garapan warga.

0 Cuaca Buruk, Pencarian Korban Longsor Dihentikan


PanturaNews (Brebes) - Upaya pencarian terhadap lima korban longsor lereng bukit yang masih tertimbun di Dukuh Luwung, Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dihentikan sementara. Hal itu karena pertimbangan cuaca yang mendung dan turun hujan.

"Pertimbangan keamanan sementara kami hentikan sambil menunggu cuaca bagus," kata Komandan Kodim 0713 Brebes, Letkol Inf Abu Hanifah Nur, Kamis 07 Februari 2013 di lokasi bencana.

Upaya pencarian dilakukan sejak pukul 08.00 WIB oleh tim gabungan sebanyak 304 personil dari TNI, Polri, Tim SAR, Linmas dan juga warga. Pencarian lima korban dilakukan secara manual dengan menyingkirkan timbunan tanah longsoran yang jumlahnya ribuan kubik.

"Pencarian dihentikan sementara pada pukul 13.00 setelah sempat dilakukan penggalian selama lima jam," ujar Abu Hanifah.

Pencarian akan kembali dilakukan sambil menunggu cuaca bagus atau Jumat 08 Februari 2013 besok. Kendalanya sering turun kabut yang membuat pandangan terbatas sehingga dikawatirkan bila ada tenda-tanda longsor susulan tidak terlihat.

Seperti diketahui Delapan orang menjadi korban bencana tanah longsor yang terjadi di Dukuh Luwung, Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Rabu 06 Februari 2013 sekira pukul 09.00 WIB. Lima orang masih tertimbun, satu orang ditemukan sudah tidak bernyawa dan dua orang luka-luka.

Korban yang tertimbun longsor merupakan petani yang sedang memanen jagung di ladang yang terletak di bawah lereng bukit kawasan hutan pinus milik Perhutani. Timbunan longsor mencapai setebal 4 - 5 meter.

Korban yang belum dtemukan adalah, Radun (50), Sukyad alias Sutar (50), Kasrap (60), Sumi (65), Taryo (55) kelimanya merupakan warga Dukuh Luwung RT 06 RW 07 Desa Plompong, Kecamatan Sirampog. Korban tewas yang telah ditemukan adalah Supimah (40), warga Dukuh Luwung RT 07 RW 07 Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan. Sedang korban selamat dan mengalami luka-luka adalah Sukim (40) bersama anaknya Hamdan yang masih berumur empat tahun, warga Dukuh Luwung RT 07 RW 07 Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan.

Lereng bukit yang longsor merupakan kawasan hutan pinus Perhutani Petak 33E RPH Sirampog. Ketinggian tebing yang longsor kurang lebih 150 meter dengan kemiringan 50 derajat. Pada lereng bukit terdapat terdapat pohon pinus tanaman tahun 2007, selain itu dikawasan tersebut juga menjadi lahan tanaman jagung garapan warga.

Waka Adm Perum Perhutani KPH Pekalongan Bara, Mugni yang meninjau ke lokasi mengatakan, longsor itu sendiri diperkirakan akibat curah hujan yang intensitasnya cukup tinggi sehingga mengakibatkan tanah yang kondisinya lembek itu melorot dari ketinggian. Kondisi tegakan berupa tanaman pinus sebelum longsor cukup bagus. "Curah hujan tinggi dan kondisi tanahnya lembek sehingga menyebabakan longsor," katanya.

Dikatakan, luasan longsor diperkirakan lebar 30 meter dan panjang 75 meter mulai dari bagian tengah lereng sampai hampir puncak bukit. Pada bagian lereng terdapat resapan air dan parit kecil, saat curah hujan tinggi bagian tersebut tidak mampu menampung air sehingga terjadi longsor.

"Bagian atas ada resapan air dan itu mungkin tidak mampu menampung air akibat curah hujan yang tinggi," tandas Mugni.
 

Kabar Brebes Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates