Wednesday, November 28, 2012

0 Petani Paguyangan Ketar-Ketir

PAGUYANGAN - Tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini dirasakan dampakny oleh para petani tomat di salah satu wilayah sentra komoditas sayur Desa Cipetung, Kecamatan Paguyangan.
 
Menurut Muklis (45) petani setempat, tingginya intensitas hujan akan berdampak pada semakin tingginya kadar air dalam tanah yang membawa dampak pada pertumbuhan tanaman.

"Rawan penyakit, termasuk juga tanaman menjadi busuk," ungkapnya, Selasa (27/11).


Menyikapi hal tersebut, para petani memilih untuk memanen dini tanaman tomatnya meski belum cukup usia untuk dipanen. "Hal ini untuk menghindari semakin tingginya resiko kerugian akibat rusaknya tanaman," kata Muklis.

Dikatakan, dalam kondisi normal tanaman tomt sudah dapat dipanen pertama kali pada usia 90 hari. Namun karena kondisi cuaca, maka petani terpaksa memanen lebih dini.Senada dikatakan Hasan (37), petani lainnya. Hujan yang sering turun kerap membuat kebun tomatnya berantakan karena bambu yang dipakai menyangga pohon tomat rusak oleh pergerakan air.

"Posisi kayu penyangga tomat menjadi tidak benar. Tapi kerusakan yang ditimbulkan masih dalam batas wajar. Tomat masih bisa dipanen," ujarnya.

Curah hujan tinggi lanjut dia, juga bisa berdampak menurunya kualitas tomat yang dihasilkan. Namun demikian, penurunan kualitas tomat masih lebih baik dibandingkan jika membusuk.

"Jika tomat membusuk karena kadar air yang berlebihan. Sudah pasti petani akan merugi karena tomat tidak bisa dilempar ke pasar," katanya.
 
Sumber: RadarTegal
 

Kabar Brebes Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates