Wednesday, January 9, 2013

0 Peternak Brebes Menganggur


Paskaserangan virus flu burung atau avian influenza (AI) yang mematikan puluhan ribu ekor itik, membuat para peternak di Kabupaten Brebes saat ini menganggur. Mereka tak bisa beraktivitas karena sudah tidak mempunyai ternak yang dipelihara. Mereka kini juga hanya bisa pasrah karena terlilit hutang di bank yang belum terbayarkan.

Bahkan, bantuan modal yang pernah dijanjikan pemerintah hingga kini juga belum diterimannya. Padahal, bantuan modal itu yang sangat peternak harapkan agar bisa kembali berkativitas dan bisa membayar cicilan hutang di bank.

Kondisi demikian, seperti yang dialami Duladi (33), peternak itik asal Kelurahan Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes. Ia kini hanya pasrah karena ratusan itiknya mati akibat serang flu burung. Kandang itik yang dimiliknya, saat ini juga dibiarkan kosong tidak ada itik yang dipeliharanya.

Untuk mengisi kegiatan sehari - hari, ia hanya membereskan kandang ternak itiknya yang kosong. "Dari 600 ekor itik yang saya pelihara, semuanya ludes oleh flu burung. Sementara saat ini saya sudah ndak punya modal, sehingga terpaksa kandang dibiarkan kosong," tuturnya, Rabu (9/1).

Dia mengatakan, bantuan modal kini sangat diharapkan para peternak. Sebab, untuk pinjam modal di bank, peternak tidak bisa karena terbentur pinjaman modal sebelumnya. Bahkan, pinjaman itu kini kesulitan untuk dicicil karena usaha terpuruk akibat flu burung.

"Harapan kami satu satunya adalah kucuran bantuan modal dari pemerintah. Bahkan, Menteri Pertanian saat berkunjung di Brebes juga menjanjikan itu," ungkapnya.

Duladi menuturkan, akibat serangan flu burung itu, usahanya kini terancam gulung tikar. Kerugian yang dialami hampir mencapai Rp 50 juta. Padahal, modal usaha yang dikantongi itu merupakan pinjaman dari bank. "Ya mau apa lagi, saya sekarang hanya bisa pasrah dan, hanya berharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan modal," sambungnya.

Hal senada dikatakan Urip (40), peternak lainnya. Dia dan peternak lain sangat berharap bantuan modal pemerintah secepatnya disalurkan. Sebab, dari bantuan itu peternak bisa kembali beraktivitas, sehingga, beban hutang modal di bank bisa dibayarkan.

Tuesday, January 8, 2013

0 Lubang Besar Gegerkan Bumiayu

PanturaNews (Brebes) - Sebuah lubang besar menganga atau biasa disebut dengan Sinkhole, muncul di Dukuh Igirpandan RT 06 RW 06 Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sinkhole sedalam 15 meter dan memiliki diameter 7 meter itu, terjadi secara tiba-tiba setelah turun hujan di lahan tanaman rumput gajah milik warga, sehingga membuat warga geger.

"Saat itu terjadi hujan dan air hujan itu sempat mengalir ke bagian tanah tanah yang rendah, tiba-tiba terdengar suara seperti drum jatuh yang cukup keras," kata Paimun (62) warga setempat kepada PanturaNews.Com, Senin 07 Januari 2013.

Sinkhole muncul pada Sabtu 05 Januari 2013 sekira pukul 16.00 WIB sekitar 200 meter dari pemukiman warga, dan juga bangunan gedung SD Pandansari 01. Kejadian itu bukan yang pertama, dua tahun lalu juga terjadi tak jauh dari lokasi tersebut. Bahkan lebih besar, kedalaman sampai 25 meter dan garis tengah mencapai 15 meter.

"Sekitar 200 meter dari lokasi itu dua tahun lalu juga terjadi lubang menganga yang cukup besar dan sekarang juga masih ada," kata Paimun.

Dikatakan, pada tahun 1994 lalu juga terjadi meski tidak terlalu besar dan masih di sekitar lokasi tersebut. Pada lokasi itu merupakan kawasan yang rendah dan membentuk cegokan sehingga setiap terjadi hujan air mengalir dan meresap di kawasan tersebut. "Seingat saya ini kejadian yang ketiga kalinya di tanah yang cegokan itu," ucap Paimun.

Kepala Desa Pandansasi, Kamdo membenarkan kejadian tersebut dan telah melaporkan ke Kecamatan Paguyangan untuk diteruskan ke Bupati Brebes. Diharapkan ada penanganan atau penelitian atas fenomena itu.

"Ini bukan yang pertama kali, maka kami berharap ada penelitian kenapa bisa terjadi dan kemungkinan dampaknya," katanya.

Kejadian itu juga sempat membuat warga kawatir, terutama jika sampai menimbulkan retakan tanah atau terjadi lagi secara tiba-tiba di daerah pemukiman warga. "Kakwatiran warga kalau terjadi lagi di daerah pemukiman," ucap Kamdo.

Camat Paguyangan, Drs Hudiyono MSi menghimbau kepada warga sekitar untuk waspada. Jika terjadi perkembangan yang membahayakan segera melapor ke Pemerintah Desa untuk dilakukan tindakan pengamanan.

"Itu jelas fenomena alam yang patut diwaspadai, karenanya kami menghimbau warga untuk waspada," katanya kepada PanturaNews.Com saat meninjau ke lokasi.

Pihaknya juga akan segera berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten melalui dinas terkait untuk segera melakukan penanganan seperlunya. Diharapkan juga dilakukan penelitian untuk mengetahui kemungkina dampaknya bagi lingkungan.

"Kami akan minta untuk dilakukan penelitian atas fenomena alam yang tergolong langka ini," pungkas Hudiyono.

Monday, January 7, 2013

0 Banyak Proyek Mangkrak di Bumiayu


Sejumlah sekolah penerima bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) TAhun Anggaran 2012, mengeluhkan pelaksaan pembangunan yang dilakukan rekanan. Di mana ada beberapa sekolah yang pembangunannya hingga awal tahun 2013 ini belum juga dilaksanakan. Kalaupun ada bangunan fisik tidak sampai diselesaikan secara sempurna, sehingga tidak bisa dimanfaatkan siswa.

Seperti yang terjadi di SD Jatisawit 05 Bumiayu. Gedung yang sedianya dibangun untuk perpustakaan ini ditinggal oleh pelaksananya, meskipun belum semua tahap penyelesaian di laksanakan.

"Kondisinya masih tanpa plafon atap, tembok belum dicat dan lantai masih berupa tanah," ungkap Amir Jafar, Kepala SD Jatisawit 05.

Dikatakan, pihaknya sempat menanyakan pada pelaksana pembangunan yang menangani. Namun dari sana mendapat jawaban bahwa pembangunan telah selesai sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB).

"Jika memang pengerjaan sudah selesai 100 persen sesuai RAB, tapi kondisinya seperi ini. Sama sekali belum bisa dimanfaatkan fungsinya," kata Amir.

Hal yang sama disampaikan Kepala SD Kalinusu 01 Rumbiyanto. Menurut dia, sekolahnya mendapatkan program pembangunan perpustakaan dari alokasi dana DAK TA 2011, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan segera dimulai.

"Padahal pihak PU selaku konsultan pernah datang untuk mengecek sejauh mana pembangunanya, tapi belum juga dilaksanakan," kata dia.

Sementara Staf Sarpras UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Bumiayu Mohammad Jamil mengatakan, kondisi seperti ini terjadi di beberapa sekolah lain di Kecamatan Bumiayu. Di antaranya adalah SD Dukuhturi 01, Kalinusu 03, Kalierang 5, Negaradaha 02, Kaliwadas 01 dan 02 serta lainnya.

"Ada yang ditinggal meskipun belum selesai semua, bahkan sebagian belum dilaksanakan sama sekali. Padahal dalam setiap usulan rehab yang diajukan, tentu hingga proses finishing," jelas Jamil.

Dia berharap kedepan agar pembangangunan sarana infrastuktur khususnya pendidikan, agar dapat lebih tertata lagi pelaksanaanya. "Sehinga pembangunan dapat dirasakan manfaatnya demi kemajuan pendidikan," pungkas Jamil. 

0 65 Milyar untuk Jalur Bantarkawung


Untuk menunjang kelancaran akses masyarakat, Pemerintah Kabupaten Brebes tengah mengupayakan pembangunan jalan poros tengah Bantarkawung sepanjang 45 kilometer. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Kabupaten Brebes Achmad Satibi Jumat (4/1) mengatakan, pembangunan ruas jalan poros tengah tersebut dimaksudkan untuk memberikan kemudahan masyarakan Brebes selatan menuju wilayah utara Kabupaten Brebes.

Menurutnya, sesuai pembangunan ruas jalan poros tengah tersebut akan membutuhkan anggaran senilai Rp 65 miliar. Sedangkan Pemkab melalui anggaran tahun 2013 baru mengalokasikan dana senilai Rp 5 miliar. Untuk itu, lanjut dia, Pemkab Brebes mengharapkan adanya bantuan anggara dari pusat dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur tersebut.

Menurutnya, pengajuan proposal pembangunan jalan poros tengah itu sudah pernah diajukan ke pemerintah pusat. Namun demikian, sampai dengan ini pengajuan tersebut belum pernah terealisasi.

"Untuk itu kami mengharap kepada DPR RI untuk memperjuangkan kebutuhan jalan poros tengah itu," ujar Satibi saat di Pendopo.

Selain kebutuhan infrastruktur jalan, tambah dia, saat ini masih ada sejumlah pedukuhan di wilayah Kabupaten Brebes yang belum menikmati fasilitas listrik. Pengembangan fasilitas listrik yang belum merata di seluruh wilayah Kabupaten Brebes lebih disebabkan karena topografi wilayah Kabupaten Brebes berupa perbukitan dan hutan. 

"Saya kira ini yang menjadi kendala sulitnya listrik masuk ke wilayah-wilayah yang terhimpit oleh perbukitan dan hutan," ujar dia.

Namun demikian, agar mereka tetap bisa menikmafi fasilitas listrik, pihaknya menghendaki agar DPR memberikan bantuan fasilitas listrik dengan menggunakan solar sel. Menurutnya, solar sel tersebut merupakan energi alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan listrik di wilayah-wilayah pegunungan dan hutan. Bahkan di luar pulau Jawa, pemanfaatan energi solar sel tersebut sudah banyak digunakan. Ia menjelaskan, di Kabupaten Brebes jumlah pedukuhan tersus mengalami penambahan. Bahkan data yang ada menyebutkan telah ada 125 pedukuhan baru yang sebagian belum mendapatkan fasilitas listrik.

Friday, January 4, 2013

1 Sejarah Baru, Pilkades Sepi Calon


PanturaNews (Brebes) - Dua dari empat desa di Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang akan menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada 05 Februari 2013 mendatang, belum memiliki bakal calon (Balon) Kepala Desa (Kades).

"Desa Ciomas dan Desa Legok sampai saat ini belum ada balon yang mendaftar ke Panitia Pilkades," kata Kasi Pemerintahan Kecamatan Bantarkawung, Husni Pramono kepada PanturaNews.Com, Kamis 03 Januari 2013.
 

Kabar Brebes Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates