Thursday, December 27, 2012

0 Website Kabupaten Brebes Kolaps?

Tampilan Home www.brebeskab.go.id
Jalan-jalan di dunia maya tak lupa mampir di situs yang terkait tanah kelahiran. Situs yang saya jadikan referensi tentu saja situs resmi Kabupaten Brebes.

Namun, apa yang terjadi membuat saya miris. Situs yang beralamat di www.brebeskab.go.id tersebut kolaps. Melihat tampilannya, sepertinya situs tersebut sudah memasuki masa kadaluarsa. Sayangnya saat dicek di whois.domaintools.com tidak muncul keterangan yang diinginkan.

Ada yang tahu mungkin apa yang terjadi dengan situs dari kabupaten penghasil bawang merah dan telor asin ini. Untuk gambaran, berikut beberapa keterangan yang saya peroleh dari dumay.

Add caption

Who Is www.brebeskab.go.id
Melihat tampilannya dan keterangan di atas jangan-jangan benar dugaan saya bahwa situs ini telat bayarnya. Heuheuheu maklum, birokrasinya rumit kali, sehingga untuk membayar domain saja harus melewati beberapa blok meja dan melempar amplop. Semoga saja bukan karena hal itu tentu saja.

0 Bupati Baru Rangkul Bumiayu

Upaya pendekatan serta menunjang efektivitas kerja, khususnya di wilayah bagian selatan Kabupaten Brebes, telah dilakukan pemerintah. Bagaimana langkah Bupati Brebes yang baru, Hj Idza Priyanti SE mendekatkan diri dengan masyarakat tersebut?
Harus diakui, jarak antara ibukota Kabupaten Brebes dengan wilayah bagian selatan cukup jauh. Dengan perjalanan menggunakan kendaraan, minimal dua jam lebih untuk sampai ke lokasi yang dituju. Itu pun jika yang dituju ada, jika tidak ada maka kerugian waktu sekian lama jadi keluhan. 

Karenanya, Bupati Hj Idza Priyanti SE berencana mendirikan rumah persinggahan dengan memanfaatkan gedung eks Kawedanan Bumiayu. Tempat itu direncanakan sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat wilayah selatan.

Hal tersebut diungkapkan Idza saat meninjau langsung kondisi gedung eks Kawedanan Bumiayu, di sela-sela kunjungan kerjanya kemarin didamping Muspika Bumiayu serta Kalahar BNK Aman Widodo MKes.

"Tujuannya agar lebih memudahkan aparatur pemerintahan khususnya tingkat kabupaten, dalamkan menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Selain itu jika rumah singgah ini terwujud, maka aspirasi masyarakat Brebes selatan dapat terserap serta terakomodir dengan baik dan cepat," ungkapnya.

Dikatakan, dengan adanya rumah singgah ini nantinya diharapkan akan mampu menjembatani kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah selatan Kabupaten Brebes ini yang jauh dari pusat kabupaten.

"Fungsinya sama, seperti halnya rumah Dinas Bupati tentunya juga menggelar open house di wilayah selatan," ujarnya.

Idza juga menyayangkan kondisi gedung saat ini dengan banyaknya sampah-samah di sekitar gedung. Dimana sampah-sampah tersebut bersal dari sejumlah kegiatan yang memanfaatkan gedung, namun dibiarkan menumpuk oleh pengelola.

"Sangat disayangkan jika aset yang ada seperti ini, kurang mendapat perhatian. Kondisi sampah membuat kesan kumuh, baik pada gedung maupun lingkungan," jelasnya.

Marhendi, salah seorang warga di sekitar gedung eks Kawedanan menyambut baik rencana bupati dengan menjadikan lokasi tersebut untuk kegiatan pemerintah daerah.

"Sehingga masyarakat bisa merasa lebih dekat lagi dengan pemimpinnya. Selain itu, pemerintah juga akan bisa lebih mengerti kebutuhan masyarakat secara langsung," kata Marhendi.

0 Curug Awu yang Perawan

Menggali potensi wisata, khususnya di wilayah selatan Kabupaten Brebes seolah tidak pernah ada habisnya. Sejumlah potensi wisata alam sangat prospektif, bahkan bisa menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) sekaligus meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

Salah satunya adalah air terjun (curug) Awu yang terletak di wilayah Dukuh Gronggongan Desa Wanareja, Kecamatan Sirampog. Berada di kawasan hutan lindung petak 20 dan 21, curug Awu memiliki ketinggian sekitar 100 meter.

Ketua LSM Wahana Bumi Lestari Muflikin ST menyampaikan, lokasi curug yang berada sekitar 3 kilometer ke arah utara Dukuh Gronggongan ini kondisinya benar-benar masih sangat alami. "Selain air terjun, ekosistem yang ada di kawasan hutan masih sangat bagus, seperti halnya kawanan kera maupun lainya," kata Muflikhin.

Hanya saja lanjut dia, saat ini kawasan hutan mulai mengalami perubahan dengan berkurangya jumlah pohon tanaman keras. Terutama di sepanjang aliran sungai, sebagai aliran air dari curug.

"Padahal keberadaan pohon-pohon keras di sepanjang alur sungai sangat dibutuhkan untuk menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS). Untuk itu kami berharap, agar Pemkab melalui instansi terkait melakukan upaya-upaya penanganan," jelasnya.

Selain tanaman keras lanjut dia, petani bisa memanfaatkan sela tegakan dengan menanam rumput gajah. "Selain bisa mencegah erosi, juga memapu berfungsi sebagai penyerap cadangan air. Selain itu dari sisi ekonomis, petani dapat memanfaatkan rumput gajah sebagai pakan ternak," kata Muflikhin.

Selain memiliki potensi wisata yang sangat menjanjikan, tidak jauh curug Awu terdapat dua sumber mata air yakni Tuk Wangkang dan Setra Menggala. "Sumber mata air tersebut belum dimanfaatkan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku PDAM," ungkapnya.

Dia berharap potensi alam yang ada ini mendapat perhatian, sehingga keberadaannya bisa membawa manfaat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi.
 
Sumber: Radar Tegal

Monday, December 24, 2012

0 Usul Pemekaran Sudah di DPRD Brebes

BREBES - Tim Presidium Pemekaran Kabupaten Brebes bersama perwakilan kepala desa se-wilayah Brebes selatan secara resmi menyerahkan berkas usulan pemekaran wilayah kepada DPRD, Kamis (20/12).
Berkas usulan yang berisi syarat dan dukungan pemekaran dari kades serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) itu diterima Ketua DPRD Kabupaten Brebes Dr H Illia Amin.

Sementara, sebanyak 39 anggota DPRD Kabupaten Brebes, dari total anggota 50 orang menyetujui pemekaran wilayah tersebut. Hal itu diketahui dari hasil sosialisasi pemekaran yang dilakukan Ketua DPRD Kabupaten Brebes kepada anggotanya.

Para wakil rakyat itu setuju Kabupaten Brebes dimekarkan karena dinilai tidak merugikan kabupaten induk.

“Hasil sosialisasi kami, sebanyak 39 anggota DPRD sudah setuju adanya pemekaran ini,” tandas Illia Amin saat menerima rombongan Tim Presidium Pemekaran Brebes Selatan dan Perwakilan Kades untuk menyerahkan berkas usulan pemekaran.

Illia Amin mengatakan, setelah berkas usulan pemekaran diterima, DPRD akan membentuk Pansus untuk membahas usulan tersebut, dan membentuk tim asistensi pemekaran. Ia meminta prosedur untuk mewujudkan pemekaran harus sesuai PP No 78 tentang Pemekaran Daerah. Dimana, DPRD menjadi pintu pertama dalam proses pemekaran tersebut. Namun, DPRD hanya tertugas mengantarkan usulan pemekaran ke Gubernur, dan selanjutnya menjadi kewenangan provinsi.

“Januari 2013, kami targetkan Pansus terkait pemekaran ini sudah terbentuk, dan akhir April Pansus sudah selesai bekerja. Mereka nantinya juga akan turun ke daerah yang akan mekar,” ujarnya.

Menurut dia, ada dua cara yang bisa ditempuh untuk mengusulkan pemekaran ke provinsi. Yakni, melalui usulan biasa dan usulan yang disahkan melalui sidang paripuna DPRD. Kedua cara itu semuanya akan ditempuh DPRD.

Sumber: Suara Merdeka

0 Kepala Pasar Pemalak Diamankan

Kepala Pasar Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Sukarya (42) dan anak buahnya yang bertugas menarik retribusi pedagang, Aris (22), Sabtu (22/12), diamankan petugas Polsek Bulakamba.

Keduanya dimintai keterangan terkait penarikan retribusi kepada para pedagang yang berjualan di badan jalan, sehingga menimbulkan pasar tumpah. Tindakan mereka itu diduga menjadi pemicu kemacetan di jalur pantura Bulakamba.

Hampir tiga jam lebih, mereka dimintai keterangan di Mapolsek Bulakamba. Bahkan, polisi memergoki langsung Aris yang tengah menarik retribusi kepada para pedagang yang berjualan di badan jalan. Padahal, keberadaan para pedagang itu sangat dikeluhkan pengguna jalan karena menyebabkan kemacetan parah hampir setiap hari.

“Sukarya dan Aris kami mintai keterangan terkait izin penarikan retribusi itu. Apakah memang perintah dari atasan atau inisiatif sendiri. Akibat tindakan penarikan retibusi, kami kesulitan menertibkan pedagang, sehingga menimbulkan kemacetan,” ujar Kapolsek Bulakamba AKP Parimin, kemarin.

Menurut dia, Sukarya dan Aris itu terpaksa diamankan karena upaya persuasif dari jajarannya menyangkut penanganan kemacetan jalur pantura Bulakamba, tepatnya di depan Pasar Bulakamba tidak pernah diindahkan.

Sebelumnya, polisi secara resmi sudah berkoordinasi dengan pihak terkait agar petugas pasar tidak menarik retribusi pedagang yang berjualan di badan jalan. Sebab, saat ditertibkan untuk masuk ke pasar mereka kesulitan dengan alasan sudah membayar retribusi.

Padahal, keberadaan pedagang itu menyebabkan kemacetan panjang di jalur pantura Bulakamba.
“Surat resmi sudah berulang kali kami layangkan. Termasuk kepada Camat dan instansi terkait di Pemkab Brebes. Namun, kenyataannya mereka masih menarik retribusi,” ungkapnya.

Saat dimintai keterangannya, di depan petugas Kepala Pasar Bulakamba, Sukarya mengaku sudah sering kali menghimbau kepada para pedagang untuk tidak berjualan di pinggir jalan.

Sumber: Suara Merdeka
 

Kabar Brebes Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates