Lantaran terjepit faktor ekonomi, Taripah (58) warga RT 04, RW 04
Dukuh Krangkeng, Desa Pagejugan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes,
Jawa Tengah, terpaksa makan nasi aking. Hal itu dilakukan karena
pekerjaannya yang menjadi buruh serabutan, tidak bisa untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari.
"Saya makan nasi aking ini sudah berjalan lima bulan. Dan nasi aking
ini saya beli di warung, tapi kadang-kadang di tetangga yang punya.
Harga satu kg Rp 2.000. Kalau untuk membeli beras saya tidak kuat,
karena harganya sudah Rp 8.500 per kg," kata janda yang tinggal di rumah
tidak layak huni akibat kebakaran setahun lalu, Selasa 05 Januari 2013.
Ketua RT 04, RW 04 Rt 4 Desa Pagejugan, Warid (60) mengatakan,
Taripah merupakan warganya yang keadaannya paling susah. Akibat
kodisinya itu, ia saat ini memang makan nasi aking. Bahkan, warga juga
sering memberikan bantuan, termasuk dana iuran untuk memperbaiki
rumahnya yang kebakaran. Dari iuran itu terkumpul dana Rp 1,5 juta.
"Kami sebenarnya sudah mengusulkan ke pemerintah agar mendapatkan bantuan, tetapi sampai sekarang belum ada respon," ungkapnya.
Terpisah, Bupati Brebes, Idza Priyanti SE saat dikonfirmasi terkait
kondisi wargannya itu, mengaku prihatin atas kondisi yang menimpa
Tasripah tersebut. Menginggat, saat ini beras sedang melimpah. Karena
itu, pihaknya, telah memerintahkan Dinas Sosial untuk mengambil langkah
tanggap peduli.
"Saya ternyuh mendapat laporan ini. Karenanya, saya perintahkan Dinas
Sosial untuk cek dan lakukan tanggap peduli. Saya juga akan cek
langsung ke lokasi," tandasnya.
Guna mengantisipasi hal serupa terjadi, lanjut dia, pihaknya akan
berkoordinasi dengan RT dan RW untuk segera melakukan pendataan terhadap
warganya yang membutuhkan bantuan makan. "Dari data ini nantinya kami
akan berikan bantuan," tandasnya.